Dengan Bekal Lulusan Managemen dan Mengerti Pemantauan Pemasaran , Mahasiswa Kumlot ini Berhasil Raup Keuntungan Dari Bermain Saham di IDNTRADE

Merek: MACAUGG
Rp. 10.000
Rp. 100.000 -99%
Kuantitas

Dengan Bekal Lulusan Managemen dan Mengerti Pemantauan Pemasaran , Mahasiswa Kumlot ini Berhasil Raup Keuntungan Dari Bermain Saham di IDNTRADE

Di tengah gempuran konten investasi yang berseliweran di media sosial, tidak banyak yang benar-benar mampu memanfaatkannya menjadi sumber cuan nyata. Tapi berbeda dengan kisah Alvin, seorang mahasiswa jurusan Manajemen Pemasaran yang berhasil lulus dengan predikat kumlot, dan membuktikan bahwa teori kampus bisa jadi senjata nyata dalam dunia investasi saham. Lewat platform lokal yang sedang naik daun, IDNTRADE, Alvin membangun portofolio dari nol dan dalam waktu 4 bulan, berhasil mendulang keuntungan lebih dari Rp 42 juta, hanya dari modal awal Rp 3 juta.

Dari Kelas Kuliah ke Layar Trading

Alvin tidak pernah berpikir bahwa mata kuliah seperti Consumer Behavior dan Market Analysis akan membantunya membaca pergerakan grafik saham. Tapi justru dari situlah ia mulai memahami bahwa di balik angka-angka, selalu ada pola perilaku pasar. Saham itu bukan cuma naik-turun. Itu cerminan psikologi massal, ujar Alvin.

Berbekal pemahaman konsep supply-demand, momentum pasar, dan perilaku investor, Alvin mulai mencoba peruntungan di IDNTRADE platform yang ia pilih karena:

1. Tampilan ramah untuk pemula

2. Akses mudah ke saham lokal dan regional

3. Fitur simulasi dan komunitas diskusi aktif

Langkah Awal: Bukan Spekulasi, Tapi Riset

Alvin memulai bukan dengan bertaruh pada saham populer. Ia justru menganalisis sektor yang tidak banyak disentuh investor pemula, seperti:

1. Emiten logistik

2. Saham konsumer barang pokok

3. Emiten teknologi yang belum IPO besar

Ia membuat daftar pendek 10 saham potensial berdasarkan:

1. Volume perdagangan stabil

2. Sentimen berita netral atau positif

3. Fundamental cukup sehat (ROE & EPS positif)

Strategi Alvin: 3 Pilar Utama dari Teori ke Praktik

1. Segmentasi Pasar ala Marketing

Alvin memperlakukan saham seperti produk. Ia mengelompokkan saham berdasarkan target market-nya:

Saham yang digemari investor besar

Saham yang ramai di komunitas retail

Saham sunyi tapi stabil

Setiap kategori ia beri pendekatan berbeda. Untuk saham ramai, ia cari pola breakout. Untuk saham sunyi, ia manfaatkan tren akumulasi.

2. Time Frame Menyesuaikan Seasonal Behavior

Ia menyadari bahwa bulan-bulan tertentu punya karakter pasar tersendiri:

1. Awal bulan: cenderung koreksi

2. Tengah bulan: peningkatan volume

3. Akhir bulan: aksi profit-taking

Dengan pola ini, Alvin tidak pernah masuk pasar tanpa rencana waktu keluar.

3. Manajemen Risiko dan Psikologi Diri

Karena berasal dari latar akademik, Alvin sadar bahwa kerugian terbesar seringkali datang dari keputusan impulsif. Maka, ia menetapkan:

1. Cut loss maksimal 5%

2. Target profit 12-20% per saham

3. Tidak buka lebih dari 3 posisi aktif sekaligus

Momentum Besar: Ketika Teori Bertemu Keberanian

Momen terbaik Alvin datang saat ia mengamati emiten logistik yang harga sahamnya stagnan tapi mulai naik volume. Dengan analisa teknikal dasar dan konfirmasi berita ekspansi perusahaan tersebut, Alvin masuk di harga Rp 1.200 per lembar. Tiga minggu kemudian, saham tersebut melonjak 27% karena rilis laporan keuangan yang di atas ekspektasi. Dari situ, Alvin mengunci profit Rp 8 juta dalam sekali entry. Itulah awal mula portofolio Alvin mulai berkembang cepat, ditambah dengan beberapa saham konsumer yang ia akumulasi pelan-pelan.

@MACAUGG